Pendidikan Berbasis Fitrah
Begitu lahir, seorang bayi mulai mengenali lingkungan dan orang orang terdekatnya. Mereka masih lembut sehingga akan sangat mudah lingkungan pertamanya dalam membentuk karakternya. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’-nya menuturkan “Anak adalah amanat Allah subhanahu wa ta’ala kepada orang tua. Hatinya masih suci bagaikan tambang asli yang masih bersih dari segala corak dan warna.Pendidik dengan mudah mendidiknya sesuai keinginannya. Jika terbiasa dan terdidik untuk menjadi baik maka ia akan menjadi baik. Orang tua, para guru, dan pendidiknya pun akan menuai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, bila terbiasa terhadap keburukan dan terabaikan pembinaannya laksana binatang ternak, buruklah jadinya dan ia pun akan merugi. Orang tua dan para pendidiknya pun akan turut menanggung dosanya.”
Orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan putra-putrinya, sebab kelak mereka inilah yang dapat mengantarkannya ke dalam indahnya surga atau justru terjebak dalam pedihnya api neraka. Berangkat dari ini semua, pendidikan berbasis fitrah tentulah sangat penting untuk diterapkan dalam setiap pendidikan anak. Mengapa harus sesuai dengan fitrah?
Sebab manusia terlahir secara alami dalam keadaan fitrah, dalam definisi lain fitrah adalah innate goodness (bawaan baik) dan orang tua tidak boleh merubahnya secara sengaja karena lalai. Salah satu bawaan baik fitrah itu adalah bawaan berupa tauhid atau Islam sejak lahir ke dunia. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam:
;كُل مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR Bukhari dan Muslim).
Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan fitrah dalam hadits tersebut adalah keimanan dan pengakuan terhadap keesaan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan kata lain, sejak lahir manusia telah memiliki Aqidah (tauhid). Di dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala telah menyebutkan secara khusus untuk kata fitrah
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah subhanahu wata’ala; (tetaplah atas) fitrah Allah subhanahu wata’ala yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah subhanahu wata’ala. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS.Ar-Rum: 30)
Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya menjelaskan bahwa hendaknya engkau konsekuen terhadap fitrah lurusmu yang Allah subhanahu wa ta’ala memberikan atas makhluk-Nya untuk mengenal dan mengesakan-Nya yang tidak ada ilah (yang haq) selain-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala juga menyebutkan dalam ayat lain
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (QS.Al-A’raf:172)
Mendidik berbasis fitrah secara otomatis adalah mendidik anak berbasis kepada Aqidah Islam atau Tauhid. Banyak ulama mendefinisikan fitrah sebagai Islam atau bertauhid atau juga persiapan untuk menerima Dienul Islam.
Baca juga artikel kami Ajarkan Anak Untuk Menutup Aurat
Dari dalil-dalil diatas mampu kita lihat betapa pentingnya pendidikan yang selaras dengan fitrah, dalam sebuah artikel fitrah based education ust.Harry Santosa, menjelakan bahwasannya fitrah dibagi menjadi 8 dimensi fitrah yaitu, fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar dan bernalar, fitrah individualitas dan sosialitas, fitrah jasmani, fitrah seksualitas dan cinta, fitrah estetika dan bahasa, dan fitrah perkembangan.
Dari pemaparan singkat ini, semoga kita semakin sadar bahwasannya pendidikan yang selaras dengan fitrah merupakan pendidikan yang sangat penting dalam setiap fase perkembangan anak, mengingat bahwasannya manusia tercipta bukanlah tanpa tujuan melainkan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sebab maksud penciptaan adalah alasan dari sebab Allah Ta’ala menghadirkan manusia.
Semoga artikel singkat ini mampu memberi manfaat untuk para pembaca sekalian dan khususnya untuk penulis pribadi. Wallahu a’lam bishawab. (Syahidah Amaniatu Muntaha/an-najma.com)
Referensi:
Tafsir Alqur’an Al’adhim, Al Imam Al Hafiz Imaduddin Abi Al Fida Isma’il bin Katsir
Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, Cara Nabi Mendidik Anak