Rahasia Lailatul Qadar, Malam 1000 bulan
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia, bulan disyariatkannya puasa. Pada bulan Ramadhan semua orang berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, karena kebaikan di bulan Ramadhan akan berlipat-lipat pahalanya. Pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan terdapat sebuah malam yang disebut sebagai Lailatul Qadar atau malam Nuzulul Qur’an, dikarenakan Malaikat Jibril menurunkan wahyu pertamakali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam tersebut. Ada sebuah Riwayat yang menyebutkan bahwa beribadah pada malam ini lebih baik daripada beribadah selama seribu bulan atau kisaran sekitar delapan puluh tahun. Apa itu Lailatul Qadar? dan kapan Lailatul Qadar terjadi?
Apa itu Lailatul Qadar?
Lailatul Qadar merupakan malam yang mulia dan agung. Pada malam itu, semua kebaikan dilipatgandakan, seluruh kesalahan diampuni oleh Allah, serta segala urusan seorang hamba ditetapkan.
Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui betul keutamaan dan besarnya kedudukan Lailatul Qadar. Maka dari itu, mereka sangat bersemangat untuk mendapatkannya. Akan tetapi, Allah Ta’ala dengan hikmah dan rahmatNya kepada para makhlukNya merahasiakan kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi, agar mereka mencarinya sendiri pada malam-malam itu. Sehingga mereka akan memperbanyak ibadah dan amal shalih, yang mana manfaatnya kembali kepada diri mereka sendiri.
Baca juga artikel kami Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Ulama Ahli Fikih Abad Ini
Waktu Terjadinya
Ulama menyebutkan bahwa sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan merupakan waktu yang berpotensi untuk mendapatkan malam ini.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.” (HR Bukhari Muslim)
Dalam suatu riwayat, bahwasannya para sahabat bermimpi mendapatkan Lailatul Qadar itu, dan mimpi mereka sama bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “aku melihat mimpi kalian itu saling berkesesuaian pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Barangsiapa hendak mencari-mencarinya, maka hendaklah ia mencarinya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam itu, karena ia lebih diharapkan.”
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Siapa pun yang memperhatikan hal ini tentu ia akan mendapatkan kepuasan. Adapun malam yang paling baik ialah sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, yang seluruhnya dihidupkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Imam Al-Syaibani mengatakan, “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa tidak mampu, maka janganlah sampai terlewatkan tujuh hari yang tersisa dari bulan Ramadhan.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqalani menyebutkan empat puluh tujuh pendapat di dalam kitabnya Fathul Bari tentang Lailatul Qadar. Beliau menegaskan pendapat yang menyatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Hikmah Malam Lailatul Qadar
Imam Ar-Razi menjelaskan, bahwa “Allah merahasiakan Lailatul Qadar sebagaimana Allah merahasiakan perkara-perkara lainnya seperti rizki, kelahiran, dan kematian. Sebagaimana Allah merahasiakan ridhaNya dalam ketaatan, sehingga manusia menyukai seluruh macam ketaatan. Allah merahasiakan terkabulnya doa di antara selurh doa-doa, agar manusia bersungguh-sungguh dalah setiap doa-doanya. Wallahu a’lam bish shawwab (Erlita Sholihah/annajma.com)
Referensi:
- Ringkasan Shahih Muslim karya Abdul Qawi Al-Mundziri
- Taysir Al-‘Allam Syarhu ‘Umdatu Al-Ahkam karya Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam
- Syarh Riyadhus Shalihin