Arah Loyalitas Lewat Semangka
Beberapa waktu terakhir ini dunia kembali dihebohkan dengan konflik antara Palestina dan Israel, pasalnya serangan yang dilakukan Israel baru-baru ini adalah serangan dengan skala paling besar dan mengerikan sepanjang sejarah konflik ini. Serangan tersebut mengakibatkan hilangnya ribuan nyawa, terutama perempuan dan anak-anak. Serangan ini diduga menjadi bentuk upaya genosida yang tak berkemanusiaan terhadap bangsa Palestina. Permusuhan dan kebencian yang amat tertanam dalam jiwa zionis Israel lah yang menjadi sumber keganasan ini terjadi. Sebagaimana firman Allah Ta,ala,
لَـتَجِدَنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّـلَّذِيۡنَ اٰمَنُوا الۡيَهُوۡدَ وَالَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡا
“Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. al-Ma’idah : 82)
Palestine and Israel!
Konflik Palestina-Israel sudah sejak lama menjadi perhatian umat di seluruh dunia. Konflik ini diawali dengan adanya gerakan zionisme atau nasionalisme Yahudi yang dipopulerkan oleh Theodore Herzl. Ide ini dipicu oleh keinginan Theodore untuk memberikan solusi secara politik atas permasalahan penindasan bangsa Yahudi di Eropa. Gerakan ini akhirnya menyebabkan perpindahan Masyarakat Yahudi dari Eropa ke kawasan Timur Tengah yakni, Palestina.
Pada tahun 1948, PBB membuat sebuah proposal perdamaian untuk Arab dan Yahudi, dengan tujuan membuat pembagian wilayah Palestina sehingga terbentuk negara Arab dan Yahudi secara terpisah. Dengan adanya tidak keseimbangan antara jumlah penduduk dan wilayah yang diberikan oleh PBB, protes bangsa Arab pun bermunculan terlebih setelah negara Israel mendeklarasikan berdirinya negara tersebut. Peperangan pun pecah antara Yahudi dan Arab sehingga dikenal dengan peristiwa An-Nakba.
What’s Wrong with Watermelon?
Konflik selanjutnya terjadi pada tahun 1967 dan dikenal sebagai Six War Days. Pada peristiwa ini, Israel melarang adanya pengibaran bendera Palestina di seluruh kawasan Palestina. Pengibaran bendera Palestina dianggap akan membangkitkan rasa nasionalisme warga Palestina dan Arab. Hal ini membuat gerakan masyarakat berinisiatif menggunakan semangka sebagai simbol Palestina.
Semangka dipilih karena unsur warnanya yang sesuai dengan bendera Palestina. Saat dibelah, buah semangka berwarna merah, kulit hijau-putih, dan biji hitam. Semangka tersedia bagi para demonstran yang memprotes terkait pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza, tetapi penggunaan semangka sebagai simbol sempat berhenti saat Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina berdasarkan Perjanjian Oslo 1993.
Dalam beberapa hari terakhir, sejak peristiwa Toufan al-Aqsa pada Oktober lalu, semangka pun kembali menjadi topik hangat sebagai simbol pengganti bendera Palestina dalam platform sosial media untuk mendukung Palestina. Hal ini ditujukan sebagai bentuk dukungan warga sosial media kepada Palestina. Emoji tersebut dicantumkan dalam caption berisi dukungan kepada Palestina.
Baca artikel sebelumnya …. MUHAMMAD BIN NASHR AL-MARWAZI
Semangka sendiri belum diresmikan secara pasti sebagai pengganti simbol bendera Palestina. Akan tetapi, setidaknya banyak pengguna sosial media di seluruh dunia yang turut memberikan loyalitasnya pada bumi Palestina. Hal ini memberikan dampak bagi mental Israel dalam menghadapi penolakan penjajahan bumi Palestina oleh seluruh umat dunia. Karena, Apa yang terjadi di Palestina bukan hanya konflik agama dan hak kewarganegaraan semata, tetapi hal ini juga menandakan rasa kemanusiaan. Wallahu A’lam bish Shawwab (Dhanaya Nur Mardhiyah/ an-najma.com)