Pemuda Rabbani Masa Depan Negeri

0

Pemuda adalah kekuatan. Pada fase ini, seseorang berada pada puncak kekuatan fisik, tenaga, semangat, akal, dan sebagainya. Potensi besar inilah yang menjadikan para pemuda disebut sebagai agen of changes (agen perubahan), yaitu sosok yang mampu berpikir jernih dan visioner untuk mengubah keterpurukan menjadi kejayaan.

Bahkan Syeikh Abdul ‘Aziz bin Baazz rahimahullah mengatakan bahwa, pemuda di setiap umat adalah tulang punggung yang membentuk komponen pergerakan, karena mereka memiliki kekuatan produktif dan kontribusi yang terus menerus. Pada umumnya, tidaklah suatu umat akan runtuh, apabila padanya masih ada pundak para pemuda yang punya kepedulian dan semangat yang membara.

Anak muda memang istimewa, mereka mempunyai dua kekuatan besar, yaitu waktu dan tenaga. Waktu yang Panjang dan tubuh yang bugar merupakan dua hal yang sangat dibutuhkan untuk melakukan perubahan besar.

Dalam Al-Qur’an, Allah juga mengabadikan kisah tentang Ashabul Kahfi. Mereka adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Ta’ala. Mereka melarikan diri dari kaumnya dan berlindung di sebuah gua yang berada di atas gunung untuk menyelamatkan aqidah mereka dan menghindari fitnah dari kaumnya atas mereka. Allah Ta’ala berfirman,

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ, إِنْهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا بِرَبّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدىً

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (Qs. Al-Kahfi: 13)

Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, bahwa mereka adalah golongan para pemuda. Mereka mau menerima kebenaran dan lebih lurus jalannya daripada generasi tua yang terjerumus dan tengggelam dalam agama yang bathil.

Sejarah juga telah membuktikan bahwa, para sahabat yang menemani perjuangan Rasulullah shalallhu ‘alaihi wassalam  dalam menyebarkan dakwah Islam adalah para pemuda;  seperti Ali bin Abi Thalib telah ikut berjuang membersamai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sejak usia 9 tahun, Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam telah masuk Islam sejak usia  15 tahun, Sa’ad bin Abi Waqqas telah menemani jalan terjal membela kebenaran sejak usia 14 tahun, Utsman bin Affan menerima cahaya Islam pada usia 34 tahun, Mushab bin Umair telah menjadi ksatria pembela Islam sejak usia 29 tahun.

Oleh karena itu, setiap pemuda adalah permata bagi negerinya. Harapan yang tinggi kepada mereka adalah agar mereka menjadi sosok generasi yang unggul dan mampu menjadi tokoh di masa yang akan datang. Sebab, masa muda adalah masa dimana seseorang memiliki kepekaan yang tinggi, berfikir kritis, dan mampu mengoptimalkan setiap potensinya. Maka, pemuda berperan sebagai tongkat estafet bangsa dan pewaris peradaban. Hancur dan makmurnya sebuah bangsa di masa depan tergantung dengan kondisi pemudanya di masa sekarang.

Di lain sisi, kita juga merasa miris, sebab melihat pemuda masa kini seolah-olah harapan itu sirna. Kebanyakan dari mereka kehilangan jati diri sebagai seorang muslim.  Sosok yang keras mental, jiwanya kering dengan iman, jumud dalam mencari solusi, dan seringkali jalan pintas yang dicari. Atas nama kebebasan berekspresi dan mencari jati diri seringkali mereka melangar norma-norma agama dan masyarakat.

Lebih mirisnya lagi, pada zaman ini lebih muda mencari seorang pemuda yang pandai menyanyi daripada seorang pemuda yang pandai mengaji. Lebih mudah mencari pemuda yang mengidolakan wajah bening artis Korea daripada pemuda yang mengidolakan mulianya akhlak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Oleh karena itu, harus ditanamkan dalam diri mereka beberapa karakter berikut sejak dini.

Baca juga artikel kami Mulia dengan Islam!

 Karakter pemuda Rabbani

  • Mempunyai Aqidah yang selamat

Pemuda yang mantap dan kokoh aqidahnya tidak akan mudah mengalami kegoncangan, kebimbangan dan keraguan. Adapun pemuda yang lemah dalam keyakinannya, akan mudah terjerumus ke dalam jurang kenistaan.

  • Menekuni ibadah yang benar

Ibadah yang benar menjadikan hubungan dengan Allah Ta’ala semakin erat dan ia tidak akan mudah tumbang oleh segala macam ujian kehidupan.

  • Berkarakter kuat

Pemuda yang ideal adalah pemuda yang berkarakter kuat dan menjadikan Rasululullah shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai teladan dalam kehidupannya, sebab dengan menjadikan beliau sebagai figur yang diidolakan dalam segala hal, maka akan terbentuk generasi rabbani yang berakhlak mulia.

  • Kecakapan dalam berfikir

Pemuda harus menguasai ilmu yang diperoleh dengan belajar. Sebab, dengan berbekal ilmu yang bermanfaat akan terbentuk sosok pemuda yang kreatif, inovatif, amanah, dan ihsan yang akan melahirkan kebaikan-kebaikan dan kemajuan bagi umat.

  • Teratur dalam setiap urusan

Dari sinilah akan muncul pengharagaan dan kedisiplinan terhadap waktu. Ia akan mampu menjaga keseimbangan dalam kehidupannya, sehingga tidak ada ranah yang terabaikan.

  • Mampu mengendalikan diri

Pemuda yang rabbani akan mampu untuk mengendalikan dirinya, baik dalam kondisi lapang maupun sempit, dalam kesendirian ataupun saat bersama dengan orang lain.

  • Bermanfaat untuk orang lain

Menghiasi dirinya dengan akhlak mulia, keluasan ilmu, amal sholih dan terbiasa untuk melayani kepentingan umum, sehingga keberadaan dirinya mempunyai arti yang penting bagi orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa, terwujudnya sebuah peradaban yang agung membutuhkan pemuda-pemudi yang tangguh, dengan pondasi iman yang kuat. Maka, membangun sebuah keluarga harus disertai visi dan misi untuk membentuk generasi yang rabbani yang kelak ia dapat menjadi harapan bagi agama dan bangsanya. Wallahu a’lam bish shawab. (Aprianaan.najma.com)

Leave A Reply

Your email address will not be published.