Maryam Jameelah
Mujahidah dan Pejuang Muslimah
“Sebagai intelektual dan penulis di bidang agama, filsafat dan sejarah agama. Meyakini teks-teks al-quran dengan keimanan yang tinggi. Pemikiran Barat mendapat pukulan baik darinya.”
Lahirnya Maryam Jameelah
Maryam Jameelah lahir di New York, Amerika Serikat 3 Mei 1934. Ia adalah seorang muallaf, sebelum masuk Islam ia bernama Margaret Marcus. Dia seorang pemikir dari keluarga Yahudi yang dibesarkan dalam masyarakat multinasional di era gencarnya tuntutan emansipasi wanita di Barat.
Maryam sejak kecil suka mendengarkan musik, khususnya simponi dan opera klasik. Ia juga senang mendengarkan musik-musik Arab lewat radio. Sangking senangnya terhadap musik Arab, membuat dia selalu haus untuk mendengarkan ayat-ayat al-Quran sehingga ia biasa duduk di mesjid New York menikmati lantunan tilawah Abdul Basit.
Baca juga artikel kami tentang Cut Nyak Dien!
KeIslaman Maryam Jameelah
Maryam mulai mempelajari Islam secara formal ketika belajar Judaism in Islam “Yahudi dalam Islam di New York University.” Waktu itu ia berusia delapan belas tahun. Setelah mempelajari Islam secara intensif, kecintaanya kepada Islam semakin meningkat. Ia resmi masuk Islam tahun 1961. Sebenarnya keinginannya untuk masuk Islam sejak tahun 1954, tapi keluarganya selalu menghalanginya. Mereka memperingtakan, “orang-orang muslim tidak akan menerima kamu sebab kamu berasal dari rumpunan Yahud””. Tapi dengan teguh ia menjawab, “itu semua tidak benar sebab setelah aku masuk Islam, orang-orang Muslim menyambut secara antusias.
Pemikiran keislaman Maryam dipengaruhi oleh Abu Ala al-Maududi, seorang jurnalis, teolog, dan filsuf politik Pakistan Sunni, serta mayor pemikir Islam Ortodoks abad ke-20. Selain itu, ia juga merupakan figur politik di negrinya dimana didirikan partai Islam Jamaat Al-Islami ia juga terpengaruh oleh Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim. Beliau telah membimbing Maryam memahami Islam lewat korespondensi sejak Desember 1960 sebelum masuk Islam hingga tahun 1962 dan akhirnya hijrah ke Pakistan. Lewat bacaannya terhadap literatur sejarah bangsa Arab, ia menemukan bahwa Islam besar dan agung bukan karena bangsa Arab, tapi justru orang Arab menjadi beradab karena Islam.
Keyakinan paling esensial dalam Islam menurut Maryam adalah konsep Man as the slave of god , “manusia sebagai hamba Allah”. Konsep ini sejalan dengan makna terminologis kata Islam itu sendiri, yakni submission to the will of Allah, “penyerahan diri kepada kehendak Allah”. Prinsip inilah yang mendasari semua pikiran Maryam dalam melihat teks-teks agama, prinsip penyerahan diri. Sehingga dalam karyanya ia tidak pernah mengkritisi teks-teks Al-quran yang terlihat bertentangan dengan peradaban sekarang yang didominasi oleh Barat, seperti kepemimpian laki-laki, poligami dan pergaulan terbuka antara kedua jenis kelamin. Ia justru mengkritisi pemikiran Barat atau kaum modernis dengan argumentasi teks-teks agama, bahkan mengkritisi kekerdilan kaum muslim untuk berkomitmen dalam ajaran agamanya.
Karya Maryam Jameelah
Maryam Jameelah termasuk muslimah yang produktif. Berbagai karya telah dihasilkan dan disebarkan keseluruh penjuru dunia. Ia seorang penulis tentang budaya dan sejarah Islam dan penyuara perempuan terkemuka untuk Islam, yang dikenal karena tulisan-tulisannya tentang Arab. Wallahu a’lam bish shawab. (Aulia Susanti/an-najma.com)