Laksamana Malahayati
Sang Laksamana Wanita Pertama di Dunia
Laksamana adalah pangkat tertinggi untuk perwira Angkatan Laut dan telah umum diketahui bahwa yang menyandang pangkat tersebut adalah seorang pria. Namun, tahukah teman-teman bahwa ada seorang perempuan Nusantara yang pernah menyandang gelar Laksamana?. Bahkan dialah perempuan pertama di dunia yang menyandang panglima tertinggi di laut. Dialah Malahayati. Seorang pejuang dari kesultanan Aceh yang berhasil memenangkan duel maut dengan Pemimpin Pasukan Kolonial Belanda saat itu. Lalu siapakan sosok Malahayati ini? Mari ikuti kisahnya.
Kelahiran Laksamana Malahayati
Keumalahayati atau Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Seorang berdarah biru yang lahir pada tanggal 1 Januari 1550. Ia merupakan anak perempuan dari Laksamana Mahmud Syah. Ia juga memiliki kakek yang bernama Laksamana M. Said Syah, anak dari Sultan Salahuddin yang berkuasa di Aceh dari tahu 1530 sampai 1539. Ayah serta kakeknya merupakan panglima armada laut pada zamannya.
Sebagai perempuan yang berdarah biru, pada tahun 1585-1604 ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana, Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah 4.
Jangan lupa baca juga artikel Cut Nyak Dien Mujahidah dari Tanah Aceh!
Peran Laksamana Malahayati
Perempuan tangguh ini memimpin 2000 orang pasukan Inong Bale (janda-janda pahlawan yang tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599. Pada peperangan itu, ia berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Berkat keberaniannya itulah ia mendapat gelar Laksamana.
Peran Laksamana Malahayati tidak hanya cukup di medan perang. Ia juga melakukan perundingan damai mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Perundingan itu adalah upaya Belanda untuk melepaskan Frederick de Houtman yang ditangkap olehnya. Beliau juga menjadi orang yang menerima James Lancaster, duta utusan Ratu Elizabeth 1 dari Inggris.
Bersama pasukannya Laksamana Malahayati sering terlibat dalam pertempuran, baik melawan Belanda atau Portugis. Tidak hanya di Selat Malaka, tapi juga di daerah Timur Sumatera dan Malaya. Inong Bale juga membangun benteng menghadap ke laut lebar tiga meter dengan lubang meriam yang moncongnya mengarah ke pintu teluk. Selain memiliki benteng, Inong Bale juga memiliki pangkalan Militer yang terletak di Teluk Lamreh Krueng Raya. Benteng yang di bangun Malahayati itu dipakai untuk menyusun kekuatan Inong Bale. Ia begitu gigih karena bangsa penjajah yang datang telah merugikan kerajaan.
Wafat Laksamana Malahayati
Laksamana Malahayati gugur ketika melawan pasukan Portugis di Selat Malaka, dan jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit yang berada di daerah Krueng Raya, Aceh Besar. Ia mendapat gelar pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2017 bersama dengan 3 orang lainnya.
Kehebatan Malahayati sebagai Laksamana wanita di lautan, membuat namanya dikenal di negara-negara lain. Selain Belanda, dan Inggris yang pernah ketakutan dibuatnya, nama Malahayati juga terdengar sampai ke negeri Tiongkok. Sejumlah sejarawan mensejajarkan nama Malahayati dengan Katerina Agung dari Rusia. Kisah inspirastif perjuangan pahlawan wanita, hingga titik darah penghabisan demi tanah kelahirannya. Wallahu a’lam bishawab. (Aulia Susanti/an-najma.com)
Referensi:
- https://www.merdeka.com/trending/menilik-kisah-malahayati-laksamana-wanita-pertama-dunia-asal-aceh-disegani-di-barat.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Malahayati
- https://koransulindo.com/malahayati-laksamana-perang-wanita-dari-tanah-rencong/