Tarhib Ramadhan

1

Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Ia bagaikan tamu mulia, maka membutuhkan persiapan yang matang untuk menyambutnya. Bulan ramadhan bulan dimana pahala amal perbuatan dilipatgandakan. Oleh karena itu, sebagai umat muslim sudah seharusnya kita mengoptimalkan amal ibadah pada bulan ini. Akan tetapi, amalan itu tidak hanya sekedar amalan belaka, harus didasari dengan kekuatan iman, keikhlasan dan ketakwaan kepada Sang Pencipta. Sebagaiman sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

مَنْ صَامَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ دَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan berdasarkan iman dan mengaharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.”

Dari sini, mari kita renungkan bersama sudah berapa banyak amalan yang kita lakukan tanpa didasari keimanan, keikhlasan dan ketakwan? Padahal amalan-amalan itulah yang mendatangkan maghfiroh (ampunan) dari Allah kepada para hamba-Nya yang sering berbuat dosa. Hal itu juga selaras dengan tujuan dari penciptaan manusia dan jin yaitu beribadah kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Bekal Bagi Kehidupan Sebenarnya

Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana, yang mana akan berakhir dengan kematian. Adapun kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal dan kehidupan sesungguhnya, yang akan dimulai dengan kematian. Setiap dari kita pasti akan mengalami kematian. Semua akan meninggalkan dunia yang fana ini menuju kehidupan yang sebenarnya. Lantas apa yang sudah kita persiapkan untuk kehidupan yang sebenarnya? Dunia hanya tempat bagi kita untuk mencari perbekalan berupa amal untuk kehidupan akhirat. Sedangkan amal yang tidak didasarkan dengan keimanan tidaklah sampai pada kehidupan akhirat. Ketika keimanan menjadi landasan kita untuk beramal, maka mata yang kita gunakan untuk melihat tidaklah melihat kecuali hal-hal yang diridhoi oleh Sang Pencipta. Telinga yang kita gunakan untuk mendengar tidaklah mendengar kecuali hal-hal yang diridhoi Sang Pencipta. Begitu pula anggota tubuh yang lainnya.

Puasa, Ibadah Penting di Bulan Ramadhan

Adapun bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan maghiroh yang Allah turunkan untuk para hamba-Nya yang ingin bersungguh-sungguh untuk mengoptimalkan amal ibadah yang didasari dengan keimanan, keikhlasan dan ketakwaan kepada-Nya pada bulan ini. Salah satu ibadah yang penting dan harus dilakukan pada bulan Ramadhan adalah berpuasa. Ia merupakan salah satu dari rukun Islam. Ibadah ini merupakan ibadah yang sangat istimewa  karena Allahlah yang akan langsung memberikan pahala kepada hamba-Nya tanpa melalui perantara apapun. Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Optimalkan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim sudah sepantasnya mempersiapkan dan mengoptimalkan ibadah puasa kita. Jangan sampai, kita hanya mendapatkan lapar dan haus saja pada siang hari. Akan tetapi, tidak mendapatkan keutamaan yang terdapat di dalamnya. Bulan Ramadhan tidaklah sempurna apabila kita hanya menghidupkan amalan ibadah pada siang hari, karena amal ibadah pada bulan Ramadhan meliputi ibadah pada malam harinya juga. Dimulai dari Isya sampai waktu sahar (waktu singkat menjelang fajar). Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ


Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam hari.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Tidak menyempurnakan puasa dengan amalan malam bukanlah suatu hal yang membatalkan puasa. Akan tetapi, menjadikan Ramadhan tidaklah sempurna. Oleh karena itu, janganlah kita hanya mengoptimalkannya di amalan siangnya saja atau malamnya saja. Amalan siang akan mensupport amalan malam, begitu sebaliknya. Hal ini dapat terjadi apabila kita telah mempersiapkan secara maksimal untuk menyambut bulan Ramadhan, terkhususnya lagi mempersiapkan hati kita untuk agar selalu jernih atas iman kepada Sang Pencipta. Wallahu ‘Alam bish Showab. (Indana Lazulfa/an-najma.com)

Baca yang lain… Wanita dalam Peradaban Hindu

1 Comment
  1. […] Baca juga … Tarhib Ramadhan […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.