Serial Qolbun Salim #10
Bagaimana Cara Mencintai Allah?
Mencintai Allah adalah suatu keharusan bagi seorang hamba, karena Allah Ta’ala adalah Rabb semesta alam, dan Allah adalah sang pencipta. Dialah dzat yang menciptakan segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dia pulalah yang mengatur segala urusan di alam semesta.KHARIJAH BIN ZAID BIN TSABIT. an-najma.com
Mahabbah (kecintaan) kepada Allah merupakan tujuan akhir bagi seorang hamba. Karena, setelah seseorang menggapai mahabbah tidak akan ada lagi tingkatan selain buah dari mahabbah itu sendiri. Seperti syauq (kerinduan), uns (kenyamanan), dan ridha. Allah adalah dzat yang menciptakan manusia dan seluruh makhluk serta memberi rasa cinta kepada makhluk-Nya.
Cinta kepada Allah adalah cinta yang paling bermanfaat bagi manusia. Karena Allah dicintai dari berbagai sisi, segala sesuatu selain-Nya dicintai dalam rangka cinta kepada-Nya, dan keharusan mencintai-Nya telah ditunjukkan oleh semua kitab yang diturunkan dan rasul yang diutus. Lalu, bagaimana cara agar kita dapat mencintai Rabb semesta alam melebihi apapun?
- Menyadari bahwa kita adalah hamba ciptaan Allah
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al-Isra’: 70)
- Mengikuti segala perintah Allah Ta’ala
Allah berfirman: “Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran: 31)
- Mencintai kekasih-Nya yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan segenap manusia.” (HR. Al-Bukhari)
- Mengamalkan kitabullah al-Quran
Allah berfirman, “Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih”. (QS. Al-Isra: 9-10)
- Mengingat kematian
Allah berfirman “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)
- Selalu sabar menghadapi ujian dari-Nya
Syaikh Ibnu Athaillah Rahimahullah berkata, “Nikmatnya cinta membuat mereka lupa kepada pahit dan beratnya ujian. Dorongan cinta membuat mau mengorbankan jiwa, harta, waktu, dan segala yang berharga demi Dia yang cinta dengan harapan mereka akan mendapat ridha dan cinta-Nya.”
- Banyak berdzikir mengingat-Nya
Allah berfirman “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42)
Allah telah memberikan begitu banyak nikmat kepada manusia, hanya Allah lah yang dapat membantu kita melewati berbagai rintangan kehidupan. Karena Allah tidak pernah merasa bosan mendengar keluh kesah hamba-Nya, bahkan Dia mencintai hamba yang senantiasa mengadukan segala kegundahan hatinya.
Bahkan Allah mengasihi hamba yang tidak mengasihi dirinya sendiri. Serta Allah juga menyeru hamba-Nya dengan memberikan kenikmatan, kebaikan, dan dukungan-Nya, agar mendapatkan kemuliaan serta keridhaan-Nya.
Baca Juga : Sifat Takabur
Alangkah besarnya kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya sehingga Allah langsung turun ke langit dunia untuk mendengarkan keluh kesah hamba-nya . Seraya Allah berfirman “Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku ampuni”. Bagaimana mungkin hati seorang hamba tak tersentuh dengan kebaikan luar biasa semacam ini? Bagaimana juga seorang hamba tak mencintai Rabb yang telah memberinya kehidupan?
Maka dari itu, marilah kita mencintai Rabb kita dengan sebaik-baik mahabbah agar mendapatkan keridhaan serta surga-Nya. Semoga kita menjadi hamba yang senantiasa mencintai Allah dan juga dicintai-Nya. Wallahu A’lam bish Shawab (Maudhiya/ an-Najma.com)