KETEGUHAN IMAN UMMU HABIBAH

1

Nama aslinya adalah Ummu Habibah Ramlah, wanita dengan keteguhan iman yang luar biasa. Bukan suatu hal yang mudah bagi Ummu Habibah bisa sampai pada titik berislam. Dengan ujian yang berasal dari keluarganya sendiri, cukup membuatnya merasa sangat tertekan.

Ummu Habibah beriman pada saat ayahnya masih dalam kekufuran. Namun karena kesungguhan Ummu Habibah untuk memeluk Islam ayahnya tidak mampu menghalanginya. Ia menunjukkan pada ayahnya bahwa pilihannya ini adalah sesuatu yang tepat. Ia bersabar menahan penderitaan di jalan aqidahnya yang penuh dengan kesulitan dan hal-hal yang menakutkan.

Dari sisi nasab, Ummu Habibah adalah wanita yang masih tersambung nasabnya dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pada Abdu Manaf. Kedudukan Ummu Habibah adalah seorang putri dari pemimpin Quraisy dan orang-orang musyrik, Abu Sufyan bin Harb. Hal ini tentu sangat berisiko bagi keislamannya yang berlatar belakangkan putri tokoh besar tersebut. Karena hal ini mendatangkan murka ayahnya, maka Ummu Habibah berhijrah ke Habasyah.

Sebelum berangkat hijrah, Ummu Habibah sudah bersuamikan seorang pria bernama Ubaidillah bin Jahsyin. Tatkala permusuhan orang-orang kafir telah mencapai tingkat sangat melampaui batas, mereka pergi berhijrah. Ujian lain yang membuat hijrahnya terasa berat ialah pada saat itu ia sedang mengandung anaknya. Setibanya di tempat hijrah ia melahirkan seorang putri yang diberi nama Habibah sehingga ia bergelar Ummu Habibah.

Baca Juga

Pada suatu saat, terjadi sesuatu yang tak pernah terbayangkan dalam pikirannya. Ia bermimpi bahwa suaminya berpenampilan sangat jelek dan buruk. Hingga dia terkejut dan spontan meminta perlindungan kepada Allah dari peristiwa yang menimpanya tersebut. Ketika bangun di pagi hari setelah melewati mimpi buruk tersebut, tiba-tiba ia mendapati suaminya telah masuk agama Nasrani. Ia pun mengabarkan kepada suaminya tentang mimpi yang didapatinya tadi malam, namun suaminya tidak memperdulikannya.

Murtadnya Ubaidillah bin Jahsyin selanjutnya berusaha dengan segala kemampuannya untuk mengajak istrinya meninggalkan agama Islam. Akan tetapi Ummu Habibah menolaknya dengan segala macam bentuk penolakan. Ia tetap bertahan dengan keimanannya, sehingga keimanannya semakin kokoh di atas keislamannya. Ketika Ummu Habibah tetap menolak dan tidak mau mengikutinya, akhirnya Ubaidillah bin Jahsyin sendirian dalam menjalani agama Nasrani dalam beberapa waktu sampai ia mati.

Ummu Habibah menghabiskan masa jandanya beberapa waktu di negeri hijrah tersebut dengan rasa tersiksa karena jauh dari keluarganya dan negeri tempat tinggalnya, ditambah pula dengan status jandanya. Namun karena bekal keimanannya yang jujur, ia mampu bersandar dengan keimanan tersebut dalam menghadapi ujian yang keras.

Pada waktu lain, Ummu Habibah bermimpi. Namun mimpi kali ini adalah sesuatu yang indah, yang ditakwilkannya bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam akan menikahinya. Setelah usai masa iddahnya, datanglah utusan dari raja Najasyi yang merupakan seorang budak untuk menyampaikan pesan kepada Ummu Habibah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam  meminta raja Najasyi untuk menikahkannya dengan Ummu Habibah. Dan berpesan kepada Ummu Habibah untuk menunjuk seseorang sebagai wakilnya untuk menikahkannya. Sangking senangnya mendengar kabar tersebut, Ummu Habibah sampai melepas perhiasan yang dipakainya untuk diberiakan kepada budak tersebut.

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam menikahi Ummu Habibah pada tahun ke-7 H. Beliau menikahinya sebab Ummu Habibah memuliakan dan meneguhkan agamanya. Dengan segala cobaan yang dihadapinya menjadikannya sebagai wanita yang berkualitas unggul dan pantas sebagai orang yang mendampingi sang makhluk yang mulia tersebut.

Ummu Habibah adalah seorang  wanita yang sangat sabar dan berani. Risiko yang dihadapinya cukup berat namun ia tetap teguh berdiri di atas ketaqwaan. Tanpa mengurangi rasa kecintaanya kepada Allah dan Rasulnya. (Fadhilah al-Ulya/an-najma.com)

Leave A Reply

Your email address will not be published.