Maryam Al-astrulabi, Sang Astolab Wanita

1

Maryam al-Astrulabi, seorang astronomi wanita yang lahir di Syiria pada abad ke-10 atau sekitar tahun 944 M. Nama lengkapnya ialah Maryam al-Ijliya al-Astrulabi. Ayahnya merupakan pembuat Astrolab terkenal.

Maryam dikenal karena kecerdasan akademisnya dan pikirannya yang sangat terfokus meletakkan dasar untuk mengelola transportasi dan komunikasi menggunakan astrolab.

Astrolab yang berarti star finder atau alat pemburu bintang adalah GPS pertama di dunia. Inilah alat pertama yang digunakan untuk menentukan lokasi, waktu (tahun, bulan dan tanggal) dan peredaran matahari. Menurut Harold Williams, astrolab adalah alat penghitung astronomi yang paling penting  sebelum komputer digital ditemukan dan merupakan alat pemerhati astronomi yang paling penting sebelum teleskop ditemukan.

Sayangnya, tidak banyak yang mengetahui tentang identitasnya. Bahkan nama Maryam pun adalah nama yang disandarkan padanya oleh The Syarian Ayariyan Archaeological Society. Nama Ijliya merupakan bentuk penghargaan bagi Maryam sebagai ilmuan Muslimah pembuat astrolab. Dan Al-Astrulabi adalah nama gelaran yang diberikan oleh ilmuan Eropa kepadanya atas jasanya dalam bidang Astrolab.

Dalam sejarah astronomi Islam, Arab mengacu pada perkembangan astronomi yang dibuat di dunia Islam, khususnya selama masa keemasan Islam ( antara abad ke 8-15) dan kebanyakan ditulis dalam Bahasa Arab. Perkembangan ini, kebanyakan terjadi di Timur Tengah, al-Andalus, Afrika Utara, Timur jauh dan India. Astronomi Islam kemudian memiliki pengaruh yang besar pada astronomi India, Bizantium, dan Eropa serta astronomi Cina dan astronomi Mali.

Hal ini juga sejalan dengan penemuan astrolab dalam dunia Islam, di mana astrolab diperkenalkan pertama kali ke dunia Islam sekitar pertengahan abad ke-8. Astrolab sepenuhnya dikembangkan pada abad-abad pertama Islam.

Astrolab merupakan penemuan yang dihargai dalam Islam karena kemampuannya untuk menentukan waktu shalat dan juga dipakai sebagai bantuan dalam menentukan arah kiblat. Hal ini juga penting dicatat bahwa astrologi merupakan unsur penting dalam budaya Islam dan astrologi  adalah salah satu prinsip dari penggunaan astrolab.

Semasa hidupnya, Maryam al-Astrulabi selalu memperhatikan sang ayah bekerja sehingga ia mulai tertarik dengan dunia astronomi. Ayahnya pun menurunkan ilmunya kepada putrinya.

Seiring berjalannya waktu, Maryam pun bekerja membina astrolab di sebuah daerah bernama Aleppo, Suriah Utara. Meski teknologi pembuatan astrolab ini sudah ditemukan sejak zaman Yunani kuno dan sudah banyak dikembangkan oleh ilmuan muslim. Tapi bentuk dan teknik Maryam lebih rumit, inovatif, dan lebih tepat. Dengan alat tersebutlah kita biasa menentukan arah kiblat yang benar, membantu dalam navigasi, dan membantu dalam menentukan waktu.  Eropa menggunakan astrolab ini sampai abad 18. Dengan bantuan asrtolab, Eropa menemukan geography of the renasissance .

Menurut prof. Saleem al-Husaini yang dikutip dari Arab Times, “Maryam adalah muslim pertama pembuat cikal alat pengangkutan  dan komunikasi dunia modern. Pekerjaan yang dilakukannya rumit dan berkaitan dengan persamaan matematika tapi ia mampu membuktikan kemampuannya dalam bidang ini”.

Bahkan penemuan Maryam telah membuat Sayaf al-Dawla, pemimpin di kota Aleppo dari tahun 944 M sampai 967M terkesima dengan karyanya. Nama Maryam pun akhirnya mulai terdengar di seluruh penjuru kota. Sang pemimpin akhirnya memutuskan untuk membawa Maryam dan ayahnya bekerja di istana miliknya yang terletak di Aleppo.

Maryam termasuk anak didik  Muhammad ibnu Abdillah Nastulus atau lebih dikenal Bastulus (pembuat astrolab dari Baghdad) . Namun sayang sekali , nama Maryam al-Astrulabi seakan dilupakan oleh sejarah. Tidak ada yang menulis tentang tanggal kelahiran, kematian dan riwayat hidup lainnya. Bahkan ketika para ilmuan muslim Arab  yang lain sering dibahas, namanya selalu terlewat. Namun begitu, kisah Maryam juga merupakan teladan  bagi muslim untuk terus mencari, mempelajari dan mengkaji ilmu pengetahuan serta mempraktekannya.

Meskipun tak banyak yang menceritakan tentang kisah hidup Maryam al-Astrulabi namun sosoknya begitu menginspirasi para ilmuan modern, khususnya di kalangan ahli astronomi.

Baca Juga

Kontribusi penting Maryam di bidang astronomi diakui ketika asteroid sabuk utama 7060 al-Ijliya, yang ditemukan oleh Henry E. Holt di Palomar Observatory pada tahun 1990, dinamai menurut namanya.

Pada tahun 2016, novel penulis fiksi ilmiah Nnedi Okorafor berjudul “Binti” di mana tokoh utamanya adalah Maryam dengan menuliskan novel berjudul “Binti”.  Maryam adalah inspirasi di balik protagonis dalam novel fiksi ilmiahnya. Novel ini telah mendapatkan penghargaan Nebula.

Okorafor menyatakan bahwa dia mengetahui tentang Maryam di festival buku di UEA. Tokoh utama eponim di Binti menjadi seorang wanita muda yang ahli dalam membuat astrolab. 

Sangat menyenangkan mengetahui seorang wanita Muslim dari masa lalu yang sangat menyukai astronomi. Dia adalah panutan bagi jutaan gadis di seluruh dunia yang ingin membuat karya dengan penelitian dan penemuan mereka.

Semoga kisah Maryam akan terus menjadi inspirasi bagi para wanita Muslimah yang ingin mengejar impian mereka menjadi seorang ilmuan atau bahkan menjadi astronomi hebat seperti Maryam al-Astrulabi. Wallahu A’lam bish Shawab (Izzah & Nanda/ an-najma.com)

1 Comment
  1. […] Baca Juga […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.