Serial Qolbun Salim #6

1

Bersyukur atas Nikmat Allah

Bersyukur atas nikmat Allah merupakan kewajiban setiap hamba. Akan tetapi, hanya sedikit yang sadar dan mau merealisasikannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَكُوْرُ…

“…dan amat sedikitlah jumlah hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13)

Sesungguhnya berbicara mengenai nikmat Allah Ta’ala, keanekaragaman dan menyadari ketidakmampuan kita untuk menghitung dan mensyukurinya adalah sangat penting. Karena sangat banyak dan melimpahnya nikmat Allah kepada kita. Sementara itu, manusia pada umumnya bersikap bodoh dan melalaikan syukur. Sangat sedikit mereka yang mau mengingat nikmat dan mensyukurinya.

Hakikat Syukur

Syukur dari segi etimologi artinya pujian atau sanjungan kepada orang yang berbuat baik kepada kita.

Ibnu Manzhur berkata, ”Syukur adalah membalas nikmat dengan ucapan, perbuatan, dan disertai niat.”

Adapun menurut syar’i, syukur adalah memuji Sang Pemberi nikmat (Allah) atas keadaan yang telah Dia kuasakan kepadanya. Syukur seorang hamba terdiri atas tiga sendi yang kesemuanya harus ada, yaitu:

1. Secara batin (hati) mengakui nikmat-Nya

2. Secara lahir (lisan) membicarakan nikmat-Nya

3. Menjadikan nikmat-Nya sebagai sarana untuk taat kepada Allah (anggota badan)

Baca juga

Urgensi Syukur

Allah Ta’ala telah menyebutkan syukur dan iman secara berurutan. Dia menyatakan, tidaklah perlu mengadzab makhluk jika mereka bersyukur dan beriman. Sebagaimana firman-Nya:

Mengapa Allah mengadzab kalian,  jika kalian bersyukur dan beriman.” (QS. An-Nisa’: 147)

Tatkala Iblis mengerti nilai syukur sebagai kedudukan tertinggi dan termulia. Maka ia pun merencanakan tujuan akhirnya, yaitu menjauhkan manusia dari syukur. Allah Ta’ala berfirman:

Lalu aku (Iblis) akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari samping kanan, dan dari samping kiri. Sehingga Engkau (Allah) tidak akan mendapati kebanyakan mereka (manusia) bersyukur.” (QS. Al-A’raf : 17)

Antara Syukur Vs Kufur

Allah Ta’ala membagi manusia menjadi dua; Syakur (yang bersyukur) dan kufur (yang kufur). Hal yang paling dimurkai oleh-Nya adalah kekafiran dan orang kafir, sedangkan yang paling dicintai oleh-Nya adalah kesyukuran dan orang yang pandai bersyukur.

“Dan ingatlah ketika Rabbmu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah bagi kalian. Dan jika kalian kufur, sesunggunya adzab-Ku itu amatlah berat.” (QS. Ibrahim: 7)

Tips Agar Mudah Bersyukur

  1. Renungkan nikmat Allah yang amatlah banyak
  2. Rendahkan diri di hadapan Allah
  3. Ingat, dunia ini sementara
  4. Pandanglah diri anda
  5. Lihatlah orang di bawah anda
  6. Salinglah mengingatkan nikmat-Nya
  7. Berdoalah

Nabi pernah berwasiat kepada sahabat Muadz bin Jabal agar membaca doa agung ini. Beliau bersabda kepadanya sembari meraih tangan Muadz, “Demi Allah wahai Muadz, aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah engkau lupa mengucapkan setiap usai sholat:

رَبِّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah, tolonglah aku mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.”

Semoga melalui sepenggal tulisan di atas, Allah mudahkan penulis dan pembaca untuk menjadi golongan hamba-Nya yang pandai bersyukur. Aamiin yaa Mujibas Sa’iliin. Wallahu A’lam bis Shawab (Khofifah/ an-najma. com)

Refrensi:                              

  1. Abdullah bin Shalih al-Fauzan, Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur, Cet. I, Aqwam, Solo, 2013.
  2. Ibnu Rajab al-Hanbali, dkk, Tazkiyah an-Nafs, Cet. ke-42, Pustaka Arafah, Solo, 2021.
1 Comment
  1. Nifas - an-najma.com

    […] Telusuri lainnya […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.