Serial Qolbun Salim #3
Sabar
Sabar dalam Islam merupakan pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Allah menjadikan sabar sebagai kuda yang tak pernah letih, pedang yang tak pernah tumpul, pasukan perang yang tak terkalahkan, dan benteng yang tak tertaklukkan. Sabar dan kemenangan bagaikan dua saudara kandung yang saling melengkapi. Karena Allah telah memuji orang-orang yang selalu bersabar dalam menjalankan kehidupannya dan ia akan mendapatkan pahala yang tak terputus. Allah selalu bersama dengan orang-orang yang bersabar dengan memberikan hidayah, pertolongan yang mulia serta kemenangan yang nyata dari-Nya. Sebagaimana Allah berfirman,
وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ
Artinya:
“Dan sabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Anfal [8]: 46)
Dalam hadits Rasulullah Shallallahu A’laihi Wasallam bersabda,
عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُوْلَى
Artinya:
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu A’laihi Wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya sabar itu pada pukulan yang pertama”. (HR. Bukhari: 1219)
Sabar dalam Islam ibarat aktivitas bagi seorang mukmin, dimanapun ia pergi, ia akan kembali kepadanya. Ia juga sebagai penopang iman seorang hamba, dengan demikian, tidak ada iman bagi yang tidak memiliki kesabaran. Kalaupun ada pastilah sedikit dan sangatlah lemah.
Kehidupan terindah telah dirasakan oleh orang-orang yang mulia dengan kesabarannya. Meraka melakukannya dengan cara bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada mereka. Dengan adanya rasa syukur yang mereka miliki, mereka mencapai derajat kesabaran yang tinggi. Mereka terus berjalan bersama kesabaran dan kesyukuran menuju taman surga Na’im. Hal tersebut merupakan Anugerah dari Allah bagi orang-orang yang bersabar dan bersyukur serta bagi orang-orang yang Allah kehendaki. Allah lah yang memiliki anugerah yang agung.
Allah mengabarkan bahwa dengan kesabaran dan ketakwaan, musuh tidak dapat menghalangi kita dalam menjalankan kehidupan seberat apapun. Dengan kesabaran dan ketakwaan, tipu daya musuh sehebat apapun tidak akan mendatangkan madharat. Allah juga menggantungkan kemenangan pada orang-orang yang bersabar dan bertakwa.
baca sebelumnya: Ikhlas
Definisi
Sabar dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata صَبَرَ-يَصْبِرُ-صَبْرًا yang artinya menahan dan meninggalkan. Menahan dari perkara yang Allah larang dan meninggalkan larangan-Nya.
Menurut syariat, yaitu menahan nafsu dari ketergesaan, menahan lisan dari keluhan, menahan anggota badan dari perkara-perkara yang dilarang atau menahan diri dari menyakiti diri karena kesedihan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu bertahan dalam menghadapi cobaan dan tidak lekas putus asa dalam menghadapi kehidupan.
Dzun Nuun Al-Mishriy memaknai sabar dengan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan agama, bersikap tenang ketika menghadapi ujian yang berat, menampakkan kecukupan dikala kefakiran datang ke tengah medan kehidupan.
Raghib Al-Ashani berkata “sabar adalah menahan diri dari kesulitan”. Seekor binatang dikatakan sabar bila dia dikekang tidak diberi makan. Seorang wanita dikatakan sabar bila dia tidak keluar rumah saat ditinggal suaminya. Sabar adalah menahan diri terhadap segala sesuatu yang selaras dengan nalar dan syara’ (hukum agama).”
Sedangkan Ibnu Hajar Al-Asqolani berkata “ sabar adalah menahan diri dari membalas ucapan atau perbuatan yang menyakitkan. Sabar dikatakan sama dengan sikap santun.”
Ada yang mengatakan , “sabar adalah akhlaq yang mulia. Dengannya, seseorang akan tercegah dari perbuatan tercela. Sekaligus sabar adalah kekuatan untuk mencapai kebaikan dan kelurusan segala urusan.”
Suatu ketika Al-Junaid ditanya tentang sabar. Beliau menjawab, “yaitu menelan kepahitan tanpa mengerutkan muka.” Ada juga yang mengatakan, “sabar adalah kelapangan dada ketika ditimpa musibah tanpa berkeluh kesah.”
Macam-Macam
Dalam islam ditinjau dari objeknya dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Terhadap perintah, yaitu dengan melaksanakan semua perintah yang Allah perintahkan kepada para hambanya.
- Terhadap larangan dan hal-hal yang menyelisihi syariat, yaitu dengan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah.
- Terhadap takdir Allah, yaitu dengan tidak menyesali apa yang telah Allah tetapakan untuknya.
Ditinjau dari kesehatan, kehormatan, dan harta, yaitu:
- Tidak boleh berambisi kepada suatu perkara dan tertipu karenanya. Perkara ini juga jangan sampai membuatnya sombong dan angkuh.
- Tidak boleh serakah dalam menggapai segala sesuatu.
- Harus bersabar dalam menunaikan hak-hak Allah sehubungan dengan perkara-perkara tersebut.
- Harus bersabar dalam menjauhi perkara-perkara yang diharamkan.
Sebagian salaf berkata “Terhadap bala’ (musibah), orang mukmin maupun kafir bisa bersabar. Akan tetapi, terhadap kesejahteraan hanya orang-orang shiddiq saja yang mampu bersabar.” Wallahu A’lam (@Rumaisha07/ an-najma.com)
Referensi:
- Ibnu Rajab Al-Hambali, dkk, Tazkiatun Nafs, Cetakan XL, Pustaka Arafah, Solo, 2020.
- Ahmad Najieh, Akhlaq Rasulullah, Riyan Jaya, Surabaya, 2011.
- Abu Mushlih Ari Wahyudi, Hakikat Sabar, Cetakan I, Pustaka elPosowi, Jatinegoro, 2008.